ProLKN.id – Kasus pembunuhan Vina cirebon dan Eki yang terjadi pada tahun 2016 silam kini kembali menjadi sorotan, setelah film Vina: yang berjudul “Sebelum 7 Hari” ditayangkan dibioskop diseluruh indonesia menjadi viral dan mendapat perhatian dari semua kalangan.
Sejumlah fakta baru terus bermunculan seiring penanganan kasus pembunuhan sadis dan pemerkosaan terhadap Vina Cirebon (16).
Dalam kasus ini, Muhammad Risky Rudiana alias Eki (16) yang merupakan pacar Vina juga ikut tewas akibat kekejaman geng motor yang diketuai Egi.
Saat ini dimedia sosial tengah viral akan beredarnya video pengakuan seorang laki-laki yang mengaku sebagai Ayah Eki, dan ternyata adalah seorang polisi yang bernama Iptu Rudiana dan menjabat sebagai Kapolsek Kesambi Resor Cirebon Kota.
Dikutip dari akun Instagram @jogjauncover, Iptu Rudiana menyampaikan sejumlah pesan terkait kematian Eki dan Vina.
Dari tayangan video dimedia sosial itu awalnya ia memperkenalkan diri sebagai ayah kandung Eki, sembari menangis. Diungkapnya selama delapan tahun, dirinya terus berusaha menangkap para pelaku pembunuhan keji tersebut.
“Saya adalah orang tua kandung dari Muhammad Risky Rudiana alias Eki,” ungkapnya saat dikutip Tim ProLKN.id dari Instagram @jogjauncover, Sabtu (18/05/2024).
“Eki memang adalah memang anak kandung kami yang menjadi korban daripada kelompok-kelompok yang kejam,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan jika hingga kini dirinya masih berupaya mengungkap kasus pembunuhan anaknya. Diketahui, ada 11 orang yang terlibat dalam pembunuhan Eki dan Vina.
Terbukti delapan di antaranya telah ditangkap polisi, sedangkan tiga lainnya masih buron.
“Saya tidak diam, saya terus berupaya dan bekerjasama dengan reskrim terbukti beberapa pelaku kami amankan dan sisanya sedang kami perjuangkan untuk dilakukan pengungkapan. Saya mohon doa, mudah-mudahan orang-orang yang telah mengambil nyawa anak saya bisa segera terungkap”, ucap Iptu Rudiana.
Terakhir, ia meminta agar masyarakat idak mengembangkan asumsi liar terkait pembunuhan anaknya. Pasalnya selama delapan tahun terakhir, Rudiana dan keluarga masih merasakan kesedihan atas tewasnya Eki.
“Kami cukup yang mengalami selama delapan tahun, saya berupaya untuk sabar dan saya mohon agar seluruh (masyarakat) Indonesia bisa mendoakan anak saya supaya tenang dan pelakunya segera terungkap,” pungkasnya. (*/red)