Batam, ProLKN.id – Pasir pantai yang indah dan lembut ternyata tidak langsung ada begitu saja, dalam hal ini Indonesia sebagai negara tropis dan maritim, Indonesia memiliki banyak pantai. Mulai dari yang pasirnya hitam, putih, sampai pink, pasir di pantai tidak diragukan lagi keindahannya. Namun, dari mana hamparan pasir itu berasal?
Pasir berasal dari banyak lokasi, sumber dan lingkungan. Pasir terbentuk ketika batuan pecah karena pelapukan dan erosi selama ribuan bahkan jutaan tahun.
Dilansir situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Minggu (18/05/2025) Ahli Lingkungan Rachel Carson mengatakan bahwa di setiap pantai yang melengkung, di setiap butir pasir ada cerita tentang bumi.
Batuan membutuhkan waktu untuk terurai, terutama kuarsa (silika) dan feldspar. Perjalanan bebatuan ini dimulai ribuan mil dari lautan. Bebatuan perlahan menyusuri aliran sungai.

Semakin ke laut, batuan akan semakin terkikis akibat dari aksi konstan gelombang dan pasang surut. Ini mengapa batuan semakin lama semakin kecil.
Sementara untuk warna coklat dari pasir berasal dari hasil oksidasi besi. Sementara untuk pasir hitam berasal dari material vulkanik yang terkikis seperti lava, batuan basal dan batuan serta minal berwarna gelap lainnya.
Dikutip dari isw.co.id seorang ahli biologi kelautan, Ling Ong dari Konsultan Lingkungan SWCA. Beliau mengatakan bahwa pasir yang ada di pantai dihasilkan dari kotoran ikan.
Spesies ikan yang bertanggung jawab dalam pembentukan pasir pantai adalah ikan kakatua atau parrotfish. Ikan yang dapat memiliki panjang hingga 47 cm ini diketahui banyak menghuni perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia, terutama di terumbu karang, pantai karang dan padang lamun untuk memakan alga.
“Jadi, saya ingin memberi tahu masyarakat bahwa pasir pantai yang sangat indah itu sebagiannya telah melewati usus parrotfish,” imbuhnya dalam wawancaranya.
Dengan memakan alga, ikan kakatua juga memiliki andil yang besar dalam menjaga kesejahteraan terumbu karang. Apalagi alga dikenal sebagai biang masalah dalam kerusakan alga dengan mendorong pertumbuhan mikroorganisme.

Ong mengatakan tidak semua pasir diproduksi ikan kakatua. Pasir yang ada di seluruh dunia juga berasal dari banyak lokasi, sumber, dan lingkungan.
Karena kemampuannya dalam membasmi alga tersebut, ikan ini mendapat julukan si pengeruk atau the excavator. Selain alga, ikan kakatua juga memakan bakteri yang kaya akan protein serta mikroba lainnya, yang akhirnya akan diuraikan dan dihaluskan melalui sistem pencernaannya untuk kemudian dikeluarkan dalam bentuk pasir kalsium karbonat murni.
Dalam waktu satu menit, ikan kakatua diklaim dapat makan hingga 20 kali. Tak heran, jika ikan kakatua dapat menghasilkan pasir hingga 362 kg dalam setahun. Bayangkan saja bahwa ikan kakatua yang ada di laut dapat berjumlah ribuan hingga jutaan, tentu pasir yang dihasilkan sangatlah banyak.
Ikan ini menggigit dan mengikir ganggang dari batu dan karang mati dengan moncongnya. Di dalam tubuhnya, ikan ini akan menggiling bahan karang kalsium karbonat yang mana tidak dapat dicerna.
Kakatua kemudian mengeluarkan sisa kalsium karbonat sebagai pasir. Alasan inilah yang membuat kakatua menjadi bagian penting dari ekosistem terumbu karang. Karena setiap tahunnya, ikan ini dapat memproduksi ratusan pon pasir putih.
Contoh pantainya adalah Hawaii dan Indonesia. Jadi tiap setiap kali menginjak pasir pantai putih yang indah, ingatlah ada perjuangan ikan kakatua di setiap butirnya.
Namun, pasir laut tidak serta merta semuanya dihasilkan oleh ikan kakatua, karena pembentukan pasir dipengaruhi dari beberapa faktor, seperti lokasi, sumber dan lingkungannya.
Di antara banyaknya sumber kemunculan pasir pantai, sistem pencernaan ikan kakatualah yang terdengar paling menarik.
(Tim)