BATAM, Prolkn.id- Siapa yang tak kenal kota Batam, konon katanya kota ini mempunyai mitos bagi para perantau yaitu “Bila Anda Tiba Anda Akan Menyesal” dan “Bila Anda Tabah Anda Menang” begitulah mitos tersebut berkembang di sebagian para masyarakat batam itu sendiri. Kota Batam adalah sebuah kota di Provinsi Kepulauan Riau yang wilayahnya meliputi dari Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Letak Kota Batam sangat strategis karena berada di jalur pelayaran internasional dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Selasa 06/06/2023.
Kawasan Batam mulai dikembangkan sebagai basis logistik dan operasional untuk industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina pada tahun 1970-an. Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 41 Tahun 1973, pembangunan Batam dipercayakan kepada lembaga pemerintah yang bernama Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau sekarang dikenal dengan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam). Kemudian Kota Batam juga menjadi bagian dari Kawasan Perdagangan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun (BBK).
Dilansir dari laman Media Center Kota Batam, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi pada peringatan hari jadi Kota Batam ke-193 mengungkap alasan penentuan 18 Desember sebagai Hari Ulang Tahun Batam. Hal ini bermula pada awal abad ke-19, di mana Raja Isa atau Nong Isa bersama rombongan keluarga kerajaan berpindah dari pusat kerajaan Riau-Lingga dan membuka wilayah baru di Nongsa. Menyusul kepercayaan kerajaan kepada Raja Isa alias Nong Isa sebagai pemegang perintah atau wakil kerajaan pada 22 Jumadil Akhir 1245 Hijrah atau pada 18 Desember 1829 Masehi.
Peristiwa pelimpahan wewenang kepada Raja Isa atau Nong Isa oleh Kerajaan Riau-Lingga ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi atau hari ulang tahun Batam. “Sebagaimana kita ketahui bersama, dengan dilimpahkannya wewenang oleh Kerajaan Riau-Lingga kepada Raja Isa atau Nong Isa, kawasan ini terus berkembang, pemerintahan pun tertata, penduduk pun bertambah, pemukiman dan perkebunan juga meluas sehingga nongsa dan pulau batam sekitarnya kian ramai,” kata Rudi.
Menurut legenda, nama Batam itu berasal dari Pulau Batang, ini diambil karena hampir seluruh pantai yang menghadap ke Laut Cina Selatan ini ditumbuhi batang pohon jenis tertentu yang khas. Pohon tersebut dibutuhkan oleh para pelaut yang sering singgah di pulau batam untuk mengambilnya.
Ada pula versi lain yang menyebutkan bahwa nama Batam berasal dari nama perkampungan paling awal di lokasi tersebut, yaitu “Batuampar” yang disingkat namanya menjadi “Batam”.
Project Pembangunan di Pulau Batam mulai dilakukan pada dekade 1970-an, dengan tujuan menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia. Sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam sebagai penggerak pembangunan Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam (BOB) yang kini menjadi Badan Pengusahaan (BP Batam). Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah Kecamatan Batam yang merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam.
Pada era reformasi akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor 53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah otonomi, yaitu Pemerintah Kota Batam. (cell)