Jakarta, ProLKN.id – PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI, perusahaan pembiayaan infrastruktur milik negara, telah memberikan fasilitas pembiayaan senilai 23,3 juta dolar AS atau setara dengan Rp 347,5 miliar kepada PT Nusantara Tembesi Baru Energi (NTBE). Penandatanganan perjanjian pembiayaan dilakukan di kantor pusat PT SMI, Gedung Sahid Sudirman Center, Jakarta, pada Senin, (16/12/2024).
Pembiayaan ini ditujukan untuk mendukung pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Tembesi di Batam, Kepulauan Riau, yang memiliki kapasitas 46 MWp. Proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan diproyeksikan menjadi proyek PLTS terapung terbesar kedua di Indonesia setelah PLTS Cirata.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Pembiayaan dan Investasi SMI, Sylvi J Gani, bersama Direktur Utama NTBE, Mahzuri, dan Direktur NTBE, Pria Fardio Syaiful Dinar. Kehadiran ketiga pihak tersebut menandai komitmen kuat dalam merealisasikan proyek energi terbarukan yang signifikan ini.
Proyek PLTS Terapung Tembesi merupakan langkah penting dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon. Dengan kapasitas 46 MWp, proyek ini diprediksi akan mampu memasok energi listrik yang cukup signifikan untuk wilayah Batam dan sekitarnya, serta berkontribusi pada ketahanan energi nasional.

Pemilihan teknologi PLTS terapung juga dinilai efektif dan efisien, memanfaatkan lahan perairan yang luas tanpa mengganggu lahan daratan yang produktif.
Direktur Pembiayaan dan Investasi SMI, Sylvi J Gani, menyatakan bahwa dukungan SMI terhadap proyek ini sejalan dengan mandat perusahaan untuk mendorong pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia.
“SMI berkomitmen untuk mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Pembiayaan kepada NTBE untuk proyek PLTS Terapung Tembesi ini merupakan bukti nyata komitmen kami dalam mewujudkan target bauran energi terbarukan nasional,” ujar Sylvi dalam keterangan resminya, pada awak media.
Lebih lanjut, Sylvi menjelaskan bahwa proses due diligence yang teliti telah dilakukan sebelum penyaluran pembiayaan. SMI mempertimbangkan aspek keberlanjutan, kelayakan finansial, dan dampak positif proyek terhadap lingkungan dan masyarakat.
“Kami yakin proyek ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian dan lingkungan di Batam dan sekitarnya,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama NTBE, Mahzuri, menyampaikan apresiasinya atas dukungan SMI dalam merealisasikan proyek ini.
“Kerja sama ini merupakan langkah strategis bagi NTBE dalam mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Dukungan pembiayaan dari SMI sangat penting untuk memastikan kelancaran pembangunan proyek PLTS Terapung Tembesi,” ungkap Mahzuri.
Ia juga menambahkan bahwa proyek ini diharapkan dapat selesai sesuai dengan target dan memberikan kontribusi optimal bagi kelistrikan di Batam.
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tembesi di Batam saat ini tengah memasuki tahap konstruksi yang intensif. Proyek yang digadang-gadang akan menjadi salah satu pembangkit energi terbarukan terbesar di Kepulauan Riau ini menargetkan penyelesaian operasi komersial penuh pada kisaran kuartal kedua hingga kuartal ketiga tahun 2025.
Informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya di pihak pengembang menunjukkan progres konstruksi PLTS Tembesi Batam berjalan sesuai rencana. Tim konstruksi saat ini fokus pada beberapa tahapan krusial, termasuk pemasangan panel surya, pembangunan infrastruktur pendukung seperti gardu induk dan jaringan transmisi, serta instalasi sistem monitoring dan kontrol. Proses pengadaan material juga berjalan lancar, dengan prioritas diberikan pada penggunaan material berkualitas tinggi yang mampu menjamin ketahanan dan efisiensi operasional jangka panjang.
Luas area yang digunakan untuk pembangunan PLTS Tembesi cukup signifikan, sehingga membutuhkan perencanaan dan manajemen konstruksi yang terintegrasi dan presisi. Pihak pengembang telah menerapkan berbagai strategi untuk memastikan efisiensi dan keselamatan kerja, termasuk penerapan teknologi terkini dalam manajemen proyek dan pengawasan kualitas. Kolaborasi yang erat antara tim konstruksi, konsultan, dan otoritas terkait juga menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga momentum pembangunan agar tetap sesuai jadwal.
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan PLTS Tembesi tentu saja tidak bisa diabaikan. Kondisi geografis Batam yang spesifik, termasuk potensi cuaca ekstrem dan ketersediaan lahan, memerlukan perencanaan yang matang dan antisipatif. Pihak pengembang telah mempertimbangkan berbagai skenario dan mengimplementasikan solusi teknis yang tepat guna untuk meminimalisir risiko dan menjaga kelancaran proses konstruksi. Penggunaan teknologi modern dalam mitigasi risiko bencana alam, misalnya, menjadi salah satu langkah strategis yang diambil.
Selain aspek teknis, aspek sosial dan lingkungan juga menjadi perhatian utama dalam proyek ini. Pihak pengembang berkomitmen untuk menjalankan pembangunan PLTS Tembesi dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini mencakup upaya untuk meminimalisir dampak lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat sekitar melalui program-program Corporate Social Responsibility (CSR). Transparansi informasi dan komunikasi yang efektif dengan masyarakat juga menjadi prioritas untuk membangun hubungan yang harmonis dan saling mendukung.
Target penyelesaian operasi komersial penuh pada kuartal II-III 2025 merupakan komitmen kuat dari pihak pengembang. Keberhasilan proyek ini akan memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya bagi sektor energi di Batam dan Kepulauan Riau, tetapi juga bagi upaya nasional dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai target energi terbarukan.
PLTS Tembesi Batam diharapkan dapat menjadi contoh baik bagi pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia, mendorong investasi lebih lanjut di sektor ini dan mempercepat transisi menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Informasi lebih lanjut mengenai perkembangan proyek akan terus dipublikasikan secara berkala.
Proyek PLTS Terapung Tembesi diharapkan tidak hanya memberikan pasokan listrik bersih, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Keberhasilan proyek ini akan menjadi referensi penting dalam mengembangkan proyek-proyek PLTS terapung lainnya di Indonesia dan memberikan kontribusi nyata terhadap upaya pencapaian target energi bersih nasional.
Proses konstruksi dijadwalkan akan segera dimulai dan ditargetkan selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. SMI akan terus memantau perkembangan proyek ini untuk memastikan keberhasilannya.
Keberhasilan proyek ini diharapkan mampu berkontribusi signifikan terhadap bauran energi nasional dan mendorong percepatan transisi energi berkelanjutan di Indonesia.(*/red)