Jakarta, ProLKN.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, Blak-blakan soal perihal perilaku oknum yang menyalahgunakan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis subsidi seperti solar subsidi.
Dalam keterangan di acara Penganugerahan Penghargaan Keselamatan Migas 2024, di Hotel Luwansa, Jakarta, Bahlil mengungkapkan keprihatinannya terhadap praktik penyalahgunaan BBM subsidi yang terjadi, terutama di kalangan pengusaha SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum).
|Baca Juga: Menteri ESDM Beri Sinyal Rencana Pembatasan BBM Bersubsidi Bakal Batal di 1 Oktober 2024
Di mana, ada oknum yang kerap melakukan ‘kencing’ solar dalam hal ini menyalahgunakan diam-diam penggunaan solar melalui drum. Bahlil mengungkapkan ‘kencing’ Solar Subsidi oleh para pengusaha tersebut sudah diketahuinya.

“Saya ini dulu pengusaha, ya pengusaha kecil-kecilan tambang juga, ada pengusaha pompa bensin itu menyalur BBM subsidi, tetapi kalau malam hari, Solarnya itu dikencingin dimasukkan di drum. Kalau bayar (harga Solar) Subsidi Rp 7-8 ribu (per liter), kalau (harga) Solar industri contoh Rp 11 ribu (per liter) ya. Sudahlah selisih Rp 3 ribu kita cincai saja. Jadi tambah disitu,” ujarnya di acara Penganugerahan Penghargaan Keselamatan Migas 2024, di Hotel Luwansa, Jakarta, dikutip Selasa (08/10/2024).
Bahlil meminta untuk menyetop praktik kecurangan itu karena beban negara untuk penyaluran subsidi sudah terlalu besar. Tercatat, subsidi yang digelontorkan pemerintah mencapai Rp 300 triliun. Dengan begitu, dia menilai Indonesia harus berhati-hati dalam mengelola subsidi tersebut.
“Saya minta stop sudah, karena subsidi negara ini terlalu besar, subsidi kita terlalu besar,” tegasnya.
Asal tahu saja, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan subsidi energi hingga akhir tahun 2024 ini bakal naik menjadi Rp 192,75 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari yang sudah ditetapkan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 sebesar Rp 185,9 triliun.
|Baca Juga: Jokowi Memprediksi Indonesia Bakal Menjadi Negara Ekonomi Besar Dunia
Dalam Buku II Nota Keuangan 2025 yang dirilis Jumat (16/08/2024), outlook subsidi energi pada 2024 sebesar Rp 192,75 triliun tersebut terdiri dari subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG, dan Listrik. Untuk subsidi Jenis BBM Tertentu dan LPG Tabung 3 kg diperkirakan mencapai Rp 112,02 triliun. Sementara, subsidi listrik diperkirakan mencapai Rp 80,72 triliun.
Bahlil juga menegaskan selisih harga antara BBM subsidi dengan solar industri sering kali dimanfaatkan secara tidak benar.
“Kalau bayar subsidinya itu Rp7.000, Rp8.000. Kalau solar industri contoh Rp11.000, ya sudah selisih Rp3.000 per liter kita cincai saja. Ini udah kelakuan yang sering terjadi,” jelasnya.
Menteri ESDM itu mengatakan, dengan adanya subsidi yang diberikan pemerintah yang mencapai ratusan triliun rupiah, sangat penting untuk memastikan bahwa subsidi tersebut benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat yang berhak.
“Karena subsidi negara terbesar, subsidi kita terlalu besar, saya minta setop sudah,” tegas Bahlil.
Menteri Bahlil juga menambahkan, bahwa kondisi geopolitik yang tidak menentu, khususnya konflik di Timur Tengah, membuat harga minyak dunia menjadi fluktuatif, yang semakin memperberat beban subsidi.
|Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Pembangunan IKN Bukan Proyek Presiden Tapi Keputusan Seluruh Rakyat Indonesia
“Saya mohon untuk mulai hati-hati, karena subsidi kita ini besar, apalagi dengan kondisi harga minyak dunia yang mengkhawatirkan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Bahlil mengajak semua pihak terkait untuk konsisten menjalankan peraturan dan menghindari penyimpangan yang bisa merugikan. Ia berharap dengan pengawasan yang ketat dan disiplin yang diterapkan, pelanggaran dapat diminimalisir.
“Saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkolaborasi dan saling mengingatkan agar kita dapat menjaga keberlanjutan ekonomi dan lingkungan,” tegasnya. (*/red)
Sumber:
cnbcindonesia.com