Jakarta, Prolkn.id – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal akan memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga 20 tahun selepas berakhirnya izin usaha pertambangan khusus (IUPK) di tambang Grasberg, Papua pada 2041.
Saat ini proses pembahasan soal izin perpanjangan itu sedang dibahas oleh Pemerintah Indonesia dengan Freeport. Terkait pembahasan perpanjangan izin tersebut, Jokowi sudah bertemu Chairman Freeport McMoRan Ricard Adkerson di Hotel Waldorf Astoria, Washington DC, Amerika Serikat, Senin (13/11) kemarin.

Seiring dengan restu perpanjangan kontrak tersebut, pihak Indonesia akan menambah kepemilikan sahamnya di PTFI sebesar 10% sehingga total saham RI naik menjadi 61%.
Kepemilikan saham mayoritas PTFI saat ini dipegang oleh pemerintah Indonesia sebesar 51,2% dan sisanya digenggam Freeport McMoRan. Adapun, saham milik pemerintah itu tertuang dari kepemilikan 26,24% PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID dan 25% PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPMM).
Saat ini, saham PT IPMM 100% dimiliki oleh MIND ID. Untuk mengalihkan bagian saham ke BUMD Papua, MIND ID akan melepas sahamnya di PT IPMM sebesar 40%.
Jokowi pun menyambut baik pembahasan mengenai penambahan saham Indonesia di PTFI hingga perpanjangan izin tambang yang telah mencapai tahap akhir.
“Saya senang mendengar pembahasan penambahan 10% saham di Freeport dan perpanjangan izin tambang selama 20 tahun telah capai tahap akhir,” ujar Jokowi kepada Richard Adkerson, dikutip dari siaran pers, Selasa (14/11/2023).
Jokowi pun berharap agar penambahan saham Freeport tersebut dapat diselesaikan pada akhir November tahun ini.

Adapun, pembahasan mengenai penambahan kepemilikan saham Indonesia sebagai syarat perpanjangan kontrak PTFI cukup intens dilakukan dalam beberapa waktu terakhir.
Sebelumnya, Chairman and Chief Executive Officer Freeport-McMoRan Richard Adkerson mengungkapkan, para pemangku kepentingan memiliki pemahaman bersama bahwa perpanjangan kontrak PTFI selepas 2041 diperlukan untuk memaksimalkan sumber daya yang ada di Grasberg.
Dalam pembahasan perpanjangan kontrak tersebut, Freeport dan pemerintah Indonesia tengah mendiskusikan sejumlah kompensasi, termasuk penambahan kepemilikan saham Indonesia di PTFI sebesar 10%.
“Kami telah memiliki item untuk didiskusikan, termasuk hak kepemilikan tambahan untuk pemerintah Indonesia, dan kami telah setuju untuk mendukung bisnis Papua untuk melakukan hal-hal semacam itu,” ujar Adkerson dalam earning conference call FCX kuartal II/2023.
Lebih lanjut, dia mengimbuhkan bahwa penambahan 10% kepemilikan Indonesia itu baru akan terjadi setelah 2041.
Dia juga menekankan meski kepemilikan pihak Indonesia di PTFI mayoritas, kontrol manajemen operasi PTFI masih di tangan Freeport-McMoran sebagaimana perjanjian IUPK pada 2018. Hal ini mengingat betapa rumitnya pengelolaan tambang Grasberg.
“Faktor kuncinya adalah di bawah perjanjian 2018, Freeport-McMoRan mengelola, mengontrol manajemen operasi dan semua pihak senang dengan itu. Ada pengakuan luas oleh pemerintah [Indonesia] betapa rumitnya bisnis ini, dan mereka sangat melengkapi dan senang dengan cara kami menjalankan bisnis. Jadi itu benar-benar kemitraan yang baik,” tuturnya.
Kepastian perpanjangan kontrak selepas tenggat konsesi 2041 menjadi penting bagi Freeport lantaran rencana investasi yang masif pada tambang bawah tanah yang belum tergarap, yakni Kucing Liar.
Kucing Liar, yang menjadi bagian dari kawasan Grasberg, diperkirakan menyimpan deposit tembaga mencapai 6 miliar pound dan emas sekitar 6 juta ounce. Masa produksi Kucing Liar diproyeksikan sampai 2053, dengan asumsi produksi komersial dimulai pada 2024.
“Pengembangan Kucing Liar kita di Grasberg masih sesuai dengan jadwal, kita harap dapat mulai produksi komersial pada 2030 mendatang,” kata President Freeport-McMoRan Kathleen Quirk lewat conference call FCX kuartal III/2023, dikutip Minggu (22/10/2023).
Adapun, aktivitas pengembangan pra produksi sudah dikerjakan sejak 2022 lalu dan diperkirakan bakal berlanjut hingga sekitar 10 tahun mendatang. Belanja modal diperkirakan menyentuh di rata-rata US$400 juta setiap tahunnya selama rentang 10 tahun tersebut. Produksi tahunan dari Kucing Liar ditargetkan dapat menyentuh di level 550 juta pound tembaga dan 560.000 ounce emas saat masuk tahap komersial awal nantinya.
“Peningkatan produksi yang intensif ke level 550 juta pound tembaga dan 560.000 ounce emas akan dilakukan satu dekade ke depan,” kata dia. Di sisi lain, dia menambahkan, FCX juga tengah melakukan eksplorasi tambahan di kawasan Grasberg selepas identifikasi atas potensi baru di blok Deep Mill Level Zone (MLZ).
Lewat tiga blok tambang yang saat ini beroperasi di kawasan Grasberg, kapasitas produksi tahunan PTFI mencapai di angka sekitar 1,6 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounce emas. “Katalis yang signifikan untuk kita saat ini adalah menyelesaikan smelter, saya kira itu akan menjadi alasan bagi kita dapat memperpanjang operasi dari umur dari sumber daya [Grasberg],” kata Quirk. (*/red)