Jakarta, Prolkn.id – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan membubarkan 600 anak dan cucu perusahaan pelat merah. Pembubaran ini akan dilakukan secara bertahap hingga mencapai target 600 perusahaan
Kinerja operasional dan keuangan yang tidak kunjung membaik yang melatarbelakangi pembubaran BUMN ini. Erick mengaku kontraksi kinerja perusahaan disebabkan oleh praktik korupsi atau kekuasaan yang absolut dan cenderung pada korupsi.
Hingga saat ini Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan, bahwa jumlah anak dan cucu perseroan negara yang telah dibubarkan mencapai hingga 173 perusahaan. Proses perampingan pun berpotensi diperluas, sehingga total anak dan cucu BUMN yang dapat dilikuidasi sebanyak 600 perusahaan.
“Kita sudah menutup 173 dan anak cucu (BUMN), kalau bisa 600 (perusahaan), kenapa 173 kan gitu, tapi kan nggak bisa saya bilang tutup, tutup, tutup, ternyata ini ada izin ini, tetapi yang menggerogoti holding company sekedar untuk create project, itu yang saya harus sikat,” katanya. Minggu (24/12/2023).
Erick Thohir mengaku kontraksi kinerja perusahaan disebabkan oleh adanya praktik korupsi atau kekuasaan yang absolut dan cenderung pada korupsi. Oleh sebab itu kinerja operasional dengan keuangan yang tidak kunjung membaik melatarbelakangi pembubaran BUMN tersebut. Sehingga penutupan ini hanya untuk perusahaan yang ‘sakit-sakitan’ atau tidak memberi kontribusi bagi induk usaha dan pemerintah selaku pemegang saham.
“Dan saya sudah bicara, ke depan ada anak cucunya (BUMN) pun kalau bisa ditutup aja, kalau yang udah gak ada fungsinya,” ucap Erick.
Berikut sederet fakta Erick Thohir berencana membubarkan 600 anak dan cucu BUMN, saat dilansir dari okezone.com, melalui jaringan prolkn.id (27/12/2023) :
1. Total Jumlah Pembubaran Saat ini
Hingga saat ini Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan, bahwa jumlah anak dan cucu perseroan negara yang telah dibubarkan mencapai hingga 173 perusahaan. Proses perampingan pun berpotensi diperluas, sehingga total anak dan cucu BUMN yang dapat dilikuidasi sebanyak 600 perusahaan.
“Kita sudah menutup 173 dan anak cucu (BUMN), kalau bisa 600 (perusahaan), kenapa 173 kan gitu, tapi kan nggak bisa saya bilang tutup, tutup, tutup, ternyata ini ada izin ini, tetapi yang menggerogoti holding company sekedar untuk create project, itu yang saya harus sikat,” katanya.
2. Alasan Melakukan Pembubaran
Erick Thohir mengaku kontraksi kinerja perusahaan disebabkan oleh adanya praktik korupsi atau kekuasaan yang absolut dan cenderung pada korupsi. Oleh sebab itu kinerja operasional dengan keuangan yang tidak kunjung membaik melatarbelakangi pembubaran BUMN tersebut. Sehingga penutupan ini hanya untuk perusahaan yang ‘sakit-sakitan’ atau tidak memberi kontribusi bagi induk usaha dan pemerintah selaku pemegang saham.
“Dan saya sudah bicara, ke depan ada anak cucunya (BUMN) pun kalau bisa ditutup aja, kalau yang udah gak ada fungsinya,” ucap Erick,
3. Peringatan Tegas Dari Menteri BUMN
Erick Thohir juga memberi peringatan keras bagi Dewan Direksi BUMN agar tidak bermain-main atau melakukan markup proyek. Erick tak segan-segan mengambil langkah hukum jika praktik itu terjadi di internal perusahaan pelat merah.
“Jangan sampai Direksi, bukan Direksi yang sekarang, yang bisa juga yang sekarang ada, meng-create si vehicle-vehicle baru hanya untuk pengadaan, dan di-markup pengadaannya,” ucapnya.
4. Harapan Menteri BUMN
Erick Thohir menginginkan holding BUMN yang dibentuk harus diisi oleh anak dan cucu perusahaan yang sehat baik operasional dan keuangannya. Jika tidak, maka keuangan induk holding akan digerogoti oleh anak dan cuci yang ‘penyakitan’ alias merugi.
“Jadi jangan juga nanti ada holding-nya sehat, anaknya bengek, cucunya ICU, akhirnya digerogoti terus ini holding yang sehat,” lanjutnya.
5. Menteri BUMN Bekerja sama dengan BPKP
Erick Thohir mengaku akan bekerja sama dan membutuhkan bantuan dari penegak hukum dan lembaga audit negara, seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kejaksaan Agung.
“Ini juga bersama BPK, BPKP kita bersama sama membokar korupsi mengenai Jiwasraya dan Asabri,” tuturnya. (*/red)