Jakarta, ProLKN.id – Usai Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu lokasi uji coba vaksin tuberculosis (TBC) yang sedang dikembangkan oleh Bill & Melinda Gates Foundation. Hal ini diungkapkan dalam pertemuan dengan Bill Gates di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (07/05/2025) yang lalu.
Dilansir dari kompas.com selain Indonesia, terdapat sejumlah negara lain yang ditunjuk sebagai lokasi uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) M72 yang dikembangkan oleh Yayasan Bill & Melinda Gates (Bill & Melinda Gates Foundation).

Negara-negara tersebut adalah:
- Afrika Selatan
- Kenya
- Zambia
- Malawi.
Mereka turut ambil bagian dalam uji klinis fase 3 vaksin TBC M72 yang kini menjadi kandidat vaksin paling menjanjikan dalam penanggulangan TBC secara global.
Uji coba ini menjadi bagian dari upaya dunia dalam mengatasi penyakit TBC, yang masih menjadi penyebab kematian utama di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Di antara lima negara yang berpartisipasi, Afrika Selatan menjadi lokasi dengan jumlah partisipan terbanyak, yaitu sebanyak 13.071 orang. Uji klinis fase 3 di negara ini telah dimulai sejak pertengahan Maret 2024.
Afrika Selatan dipilih karena memiliki beban kasus TBC yang tinggi. Setiap tahunnya, sekitar 280.000 orang di negara tersebut didiagnosis menderita TBC.
Dukungan pemerintah dan fasilitas kesehatan yang memadai menjadi alasan pelaksanaan uji coba skala besar di wilayah ini.
Kenya juga termasuk dalam daftar negara uji coba, dengan jumlah partisipan sebanyak 3.579 orang.
Negara di kawasan Afrika Timur ini menghadapi tantangan serius dalam pengendalian TBC, terutama di daerah pedesaan dan komunitas berpenghasilan rendah.
Sementara itu, Zambia menyumbang 889 partisipan dalam uji klinis vaksin TBC M72.
Seperti Kenya, Zambia memiliki beban TBC yang signifikan, dengan kondisi sosial ekonomi yang turut memengaruhi penularan penyakit.
Malawi menjadi negara berikutnya yang terlibat dalam uji coba vaksin M72. Meski hanya menyumbang 447 partisipan, partisipasi Malawi menunjukkan pentingnya kolaborasi global dalam mengembangkan solusi kesehatan bagi negara-negara dengan sumber daya terbatas.
(*/red)