Batam, ProLKN.id – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Batam 2024 yang sebentar lagi akan diselenggarakan saat ini tengah menjadi sorotan publik. Salah satu calon, yang telah berhasil mengantongi dukungan mayoritas partai politik, menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat politik dan masyarakat.
Keberadaan pasangan calon tunggal melawan kotak kosong dalam Pilkada sering dianggap sebagai keuntungan bagi Paslon (Pasangan Calon), meskipun mereka masih harus memperoleh suara lebih banyak dari kotak kosong atau harus menang lebih dari 50 persen.
Saat ini, sembilan parpol telah memberikan dukungan kepada Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra untuk maju di Pilkada Batam 2024. Dengan dukungan tersebut, pasangan ini telah mengamankan 35 dari total 50 kursi DPRD Batam, atau sekitar 70 persen.
|Baca Juga: Pilkada Batam-2024, Fenomena Borong Partai Menimbulkan Kekhawatiran
Dukungan tersebut berasal dari Partai Gerindra yang memiliki 7 kursi di DPRD Batam, PKB dengan 4 kursi, PPP 1 kursi, dan Nasdem 10 kursi. Kemudian dukungan dari PSI dengan 1 kursi, PAN 3 kursi, Golkar 6 kursi, Demokrat 2 kursi, PKN 1 kursi dan terakhir adalah PKS dengan 6 kursi. Sedangkan Dua parpol yang belum menentukan dukungan mereka adalah PDIP dengan 7 kursi dan Hanura dengan 2 kursi.

Berdasarkan ketentuan, parpol atau gabungan parpol dapat mengusung calon di Pilkada jika memperoleh minimal 20 persen kursi DPRD atau 25 persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilu terakhir. Di Batam, ini berarti parpol atau gabungan parpol harus memiliki minimal 10 kursi di DPRD untuk dapat mengusung pasangan calon.
Perihal terkait Fenomena Kotak kosong ini diresponse langsung oleh Wakil Ketua DPC (Dewan Perwakilan Cabang) PDI Perjuangan Batam, Rional Putra di acara program Mata Lokal Corner Tribun Batam ‘Pilkada Batam, Anak Muda Bersuara’, Kamis (25/07/2024), kemarin.
Melihat Fenomena tersebut Rional Putra menilai, potensi satu calon menghadapi kotak kosong dimungkinkan akan terjadi terjadi pada Pilkada Batam 2024. Dimana pasangan calon Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra mengantongi 10 dukungan partai politik untuk maju di Pilkada 2024. Tersisa dua partai lagi yang belum menentukan sikapnya, termasuk dari PDI Perjuangan.
“Kami partai yang menjunjung tinggi demokrasi. Karena sesuai dengan spirit, kami tidak boleh mematikan demokrasi. Bukan berarti kotak kosong hal yang salah,” kata Rional dalam program Mata Lokal Corner Tribun Batam ‘Pilkada Batam, Anak Muda Bersuara’, Kamis (25/07/2024).
Rional menilai setiap partai politik pasti memiliki lobi dan secara keseluruhan keinginannya untuk menang. Namun untuk menang, ada beberapa cara yang harus dilakukan oleh parpol.
“Kami tetap membiarkan demokrasi tetap hidup, tetapi mungkin di partai lain punya strategi yang mengedepankan asas kebersamaan atau kompromi. Tapi perlu diketahui, tidak selamanya masyarakat akan berprasangka baik,” ucapnya.
|Baca Juga: Pengamat Politik Menilai, Fenomena Borong Partai Menimbulkan Kekhawatiran
Rional juga mengatakan bahwa dalam dinamika politik saat ini, ada dugaan Pilkada tahun ini seperti politik kartel.
“Artinya ada gerakan ini diborong semua. Dan ini tentunya akan mematikan demokrasi dan tidak ada pengawasan yang baik kalau semua koalisi diambil. Lalu siapa yang akan mengkritik?,” tambahnya.
Rional menyebut, esensi PDI Perjuangan bertujuan untuk masyarakat banyak, sehingga tidak menginginkan berada di zona nyaman.
“Kita akan ikuti jika mekanisme harus melawan kotak kosong. Tetapi bukan berarti kami punya strategi yang kotak kosong harus menang,” ujarnya.
Meskipun begitu, Rional berharap dari koalisi yang sudah terbentuk saat ini, ada salah satu partai yang lompat, sehingga ada lawan bagi pasangan Amsakar-Li Claudia untuk saling membedah visi dan misi maju Pilkada Batam.
“Jangan sampai euforia yang terlalu tinggi dengan adanya kotak kosong, tetapi enggak tahunya kotak kosong yang menang. Tetapi untuk saat ini, apabila melawan kotak kosong kemungkinan calonnya akan menang, karena strateginya sudah terbaca,” ujarnya.
Lebih lanjut soal sikap partainya, Rional menyebut hingga saat ini PDI Perjuangan Batam masih menunggu putusan DPP untuk mengusung bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam di Pilkada 2024.
|Baca Juga: Warganet Berang, Terkait Wacana Pemerintah Akan Kenakan Cukai Pada Tiket Konser Smartphone Sampai Deterjen
Sementara dari non kader, Amsakar Achmad, Li Claudia Chandra, Marlin Agustina, dan Jefridin Hamid.
“Peluang ke Pak Amsakar ada, tetapi spirit PDI Perjuangan menegakkan demokrasi. Tentunya DPP punya pertimbangan dalam mengutus siapa yang akan diusung,” ujarnya.
“Beberapa kali mengikuti rapat di DPC, kemungkinan kita tidak akan masuk dalam super koalisi, tapi kita lihat nanti,” tambah Rional.
Berdasarkan ketentuan, parpol atau gabungan parpol dapat mengusung calon di Pilkada jika memperoleh minimal 20 persen kursi DPRD atau 25 persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilu terakhir. Di Batam, ini berarti parpol atau gabungan parpol harus memiliki minimal 10 kursi di DPRD untuk dapat mengusung pasangan calon.
Sedikitnya parpol yang belum menentukan dukungannya menyebabkan potensi terjadinya Pilkada dengan kotak kosong di Batam. Fenomena ini berpeluang terjadi jika hanya ada satu pasangan calon yang muncul, yaitu Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra. (Vivhi)