Prolkn.id – Pada Jumat, 1 Januari 2021 kemarin, Iran mulai menggelar acara untuk memulai 10 hari peringatan satu tahun kematian jenderal tertinggi Iran Qassem Soleimani.
Soleimani, beserta komandan Irak Abu Mahdi al-Muhandis, dan juga Pasukan Mobilisasi Populer Iran tewas dalam serangan pesawat tak berawak yang diperintahkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada 3 Januari 2020 silam.
Kepala kehakiman Iran Ebrahim Raisi memperbarui janji negara untuk balas dendam yang keras atas kematian Soleimani.
“Trump tidak boleh percaya bahwa dia akan diselamatkan karena dia adalah presiden. Tangan pembalasan Ilahi pasti dan balas dendam ini akan dilakukan,” tegas Raisi.
Menurutnya, mengusir AS dari wilayah itu hanya akan menjadi salah satu aspeknya.
“Mereka yang memiliki peran dalam pembunuhan dan kekejaman ini tidak akan mendapatkan keamanan dan keselamatan di mana pun di Bumi,” pungkasnya.
Pada Rabu, 30 Desember 2021, baik Raisi dan juru bicara badan pemeriksaan konstitusional yang kuat, Dewan Penjaga, mengatakan Iran akan terus mengejar Trump secara hukum setelah masa kepresidenannya berakhir, pada 20 Januari 2021 ini.
Iran juga telah menerbitkan surat perintah penangkapan untuk Trump dan puluhan lainnya pada Juni tahun lalu.
Upacara peringatan itu terbatas karena pembatasan Covid-19 di Universitas Teheran, dan perwira militer pengganti Soleimani bersumpah untuk terus mengikuti jejaknya.
Sejumlah pejabat senior dari otoritas dan organisasi selaras dengan Iran dari Irak, Lebanon, Palestina, Suriah, dan Yaman juga menyampaikan pidato di acara tersebut.
Mereka termasuk komandan Pasukan Quds Qaani, tokoh senior Hizbullah Hashim Safi al-Din, politisi Irak terkemuka dan ketua Pasukan Mobilisasi Populer, Falih Al-Fayyadh, pemimpin Jihad Islam Palestina, Ziyad al-Nakhalah, Mufti Agung Suriah, Ahmad Badreddin Hassoun, dan utusan Yaman untuk Iran, Ibrahim Mohammad Mohammad al-Deilami.
Setelah komandan Pasukan Quds Qaani menghadiri sesi parlemen pada Rabu, DPR mengajukan mosi baru yang disebut “Rencana tindakan timbal balik terhadap AS, agen utama pembunuhan martir Soleimani”.***
Sumber : pikiran-rakyat.com