Jakarta, ProLKN.id – Lima warga negara Indonesia (WNI) yang berprofesi sebagai pekerja migran mengalami insiden penembakan di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, pada Jumat, 24 Januari 2025, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Penembakan tersebut dilakukan oleh Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) dan menimbulkan keprihatinan serta sorotan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Indonesia.
Menurut informasi yang diterima dari Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), para WNI tersebut diduga terlibat dalam aktivitas penangkapan ikan secara ilegal di perairan Malaysia. APMM menyatakan bahwa tindakan penembakan ini diambil sebagai upaya untuk menegakkan hukum dan menjaga kedaulatan perairan Malaysia.
Wakil Menteri P2MI Christina Aryani mengatakan total ada 5 pekerja migran yang menjadi korban dalam insiden penembakan itu. Terdapat 1 orang dalam kondisi kritis dan 3 orang lainnya dirawat di beberapa rumah sakit di Selangor, Malaysia.
“Saat ini, Kementerian P2MI sedang menelusuri asal daerah para korban agar pendampingan dapat dilakukan dengan optimal,” kata Christina dalam keterangan resmi pada Minggu, (26/01/2025).
Christina mengatakan Kementerian P2MI telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan Atase Kepolisian di KBRI Kuala Lumpur untuk mendorong akses kekonsuleran guna menjenguk para korban yang dirawat. Selain itu, kata dia, kementerian juga akan memberikan dukungan bagi keluarga korban dalam bentuk bantuan hukum dan pemulangan jenazah.
Dalam pernyataannya, Christina mengecam penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia terhadap kelima PMI. “KemenP2MI mendesak pemerintah Malaysia untuk segera mengusut peristiwa ini dan mengambil tindakan tegas terhadap petugas patroli APMM apabila terbukti melakukan tindakan yang melibatkan penggunaan kekuatan berlebihan atau excessive use of force,” ucap dia.
Insiden ini menjadi sorotan publik di Indonesia, di mana banyak keluarga pekerja migran merasa cemas akan keselamatan anggota keluarganya yang bekerja di luar negeri. Mereka meminta agar pemerintah lebih aktif dalam memberikan perlindungan dan perhatian terhadap nasib pekerja migran, serta melakukan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pihak APMM hingga saat ini belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai keadaan kesehatan dan kondisi lima WNI yang terlibat dalam insiden tersebut. Pemerintah Indonesia diharapkan akan terus memantau perkembangan situasi ini dan memastikan bahwa hak-hak para pekerja migran dilindungi secara maksimal.
Dalam konteks yang lebih luas, insiden ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pekerja migran Indonesia di luar negeri, termasuk masalah perlindungan hukum, keamanan, dan dampak kebijakan imigrasi yang ketat.
Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk terus melakukan dialog dan kerjasama antara Indonesia dan negara-negara tujuan pekerja migran untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan berkeadilan bagi semua pihak.
(*/red)