KARIMUN – ProLKN.ID – Pertanyaan ini terdengar langsung di kuping awak media Online ProLKN.
Saat tim PKN RI Kabupaten Karimun
meninjau ke lokasi di mana terlihat sebuah rabat beton berkecai hanya tinggal sisa dan puing-puing tidak beraturan.
Saat berada di lokasi seorang pria paruh baya menjelaskan asal mula pembangunan yang telah melibatkan lahan pria tersebut.
Pria atas nama Jali mengatakan rabat beton di bangun tampa ada konfirmasi sama sekali.
Tetapi jika benar di bangun dengan sempurna dan untuk membangun daerah pak Jali iklas dan mengizinkan.
Tetapi hasil dari pekerjaan rabat beton ini membuat pria tersebut mengundang amarah.
Demi sebuah kemajuan saya ijin kan mereka membangun rabat beton ini.
Asal.benar di bangun bukan hanya sekadar menghamburkan uang negara sahaja.kata Jali pada awak Media.
Coba lah lihat apa hasilnya yang telah terjadi.
Kerjaan nya tidak selesai dan di biarkan begitu saja.alias menghamburkan uang semata.sambung Jali.
Jika mereka tidak mau membenahi sampai selesai dan sempurna saya minta mereka buka kembali agar tidak merusak pemandangan mata saya dan warga.tutur Jali.
Coba lihat kerja mereka mulai dari titik awal berpondasi pun tidak, padahal mereka tau di pesisir pantai yang jelas berlangganan sama ombak dan pasang laut.
Tetapi mereka dengan semena mena tampa memikirkan supaya ketahanan ini bisa bertahan lama, ini belum selesai sudah hamcur lebur.pangkas Jali.
Saat awak media Online ProLKN mengkonfiasi ke masyarakat mengatakan, apa yang terjadi ini menurut pihak desa adalah bencana alam.
Sementara proyek belum juga selesai.
Dana di gunakan adalah sebanyak, 120,118,760.anggaran Dana Desa (DD)
Dengan dana lumayan besar itu sangat di sayangkan terlihat hanya menghamburkan uang saja.
Awak Media meninjau ke lokasi melihat benar adanya sebuah rabat beton yang benar hancur.
Jarak panjangnya tidak di ukur sama awak Media.
Yang menjadi pertanyaan awak Media adalah, di pesisir pantai pastinya setiap pasang laut naik ke bibir pantai pastinya pembuatannya tidak bisa asal di bangun.
Terlihat rabat beton tersebut tidak di beri pondasi sehingga rabat beton tergantung di atas tanah.
Yang menjadi pertanyaan awak media, apakah sistem kerja di pulau jauh dari pantauan sesuka hati sahaja.
Di sini awak Media menyampaikan permintaan masyarakat Tanjung Pelandok agar bisa di periksa kinerja di Tanjung Pelandok agar instansi pemeriksaan tau kekesalan masyarakat.
Kami mohon agar desa kami ini di periksa dan di tinjau supaya tau pembangunan di desa ada yang di anggarkan tetapi tidak dilaksanakan.
Dan kami sudah tidak tau harus melapor kemana lagi melihat kondisi desa kami.ungkap kekesalan warga.
Dengan ini awak Media bersama tim Pemantau Keuangan Negara Rebuplik Indonesia( PKN RI )Kab Karimun menyampaikan kepada istansi terkait, agar bisa memantau serta di periksa pembangunan desa Tanjung Pelandok Kecamatan Moro Kabupaten Karimun Provinsi Kepri agar di tindak lanjuti di semua pembangunan tersebut.
Nuraliah