ProLKN.id – Dalam dunia perangkat seluler, kartu SIM (Subscriber Identity Module) berperan penting sebagai identitas pengguna untuk terhubung ke jaringan operator. Seiring perkembangan teknologi, kartu SIM hadir dalam berbagai jenis dan ukuran, mulai dari SIM standar, Micro SIM, Nano SIM, hingga yang terbaru, e-SIM.
Masing-masing jenis memiliki karakteristik dan cara kerja yang berbeda, mengikuti tren desain ponsel yang semakin ramping dan canggih. Nano SIM, Micro SIM, dan e-SIM mungkin terdengar familiar, tetapi tidak semua pengguna memahami perbedaan di antara ketiganya. Selain perbedaan ukuran fisik, e-SIM bahkan hadir tanpa bentuk kartu sama sekali karena bersifat digital. Lantas bagaimana perbedaan ketiganya? Selengkapnya berikut ini uraiannya:
1. Nano SIM
Nano SIM Nano SIM adalah versi SIM fisik paling kecil saat ini (12.3 x 8.3 mm), diperkenalkan tahun 2012. Ukuran plastik di sekitar chip hampir seluruhnya dihilangkan.
Kelebihannya:
- Ringkas dan menghemat ruang internal pada ponsel,
- memberi ruang lebih untuk baterai atau komponen lain.
- Masih merupakan standar fisik utama untuk ponsel terbaru (Android dan iOS).
- Mudah dipindah antar perangkat dan bisa digunakan di luar negeri dengan mengganti SIM lokal.
Kekurangannya:
- Karena ukurannya sangat kecil
- Mudah hilang atau rusak saat dilepas. \
- Perlu pin ejektor untuk membuka slot SIM di sebagian besar ponsel modern.
- Rentan terhadap kejahatan SIM swap jika kartu fisik jatuh ke tangan yang salah.
- Nano SIM paling banyak digunakan saat ini di smartphone dan tablet. Selain itu SIM jenis ini masih jadi standar untuk pengguna yang belum beralih ke eSIM.
2. Micro SIM
Micro SIM adalah versi yang lebih kecil dari Mini SIM (sering disebut “SIM standar”) dan mulai diperkenalkan sekitar tahun 2003. Ukurannya 15 x 12 mm, dan masih menyisakan bingkai plastik yang cukup lebar di sekitar chip.
Kelebihannya:
- Lebih kecil dari Mini SIM, cocok untuk ponsel generasi pertengahan (2010-an).
- Masih cukup kuat secara fisik dan mudah dilepas/pasang.
Kekurangannya:
- Ukurannya masih lebih besar dibandingkan Nano SIM, sehingga tak lagi digunakan di smartphone terbaru.
- Tidak kompatibel dengan slot Nano SIM tanpa adaptor.
- Micro SIM sudah jarang digunakan di smartphone modern, namun masih ditemukan di beberapa perangkat lama, tablet, atau modem.
3. e-SIM (Embedded S`IM)
eSIM adalah SIM digital yang ditanam langsung ke dalam perangkat. Tidak memiliki bentuk fisik seperti kartu SIM pada umumnya dan dikonfigurasi secara digital.
Kelebihannya:
- Tidak bisa hilang atau rusak karena tidak memiliki bentuk fisik.
- Ganti operator cukup dengan memindai QR code atau mengunduh profil dari operator.
- Bisa menyimpan beberapa profil SIM dalam satu perangkat (dual SIM tanpa dua slot).
- Lebih aman dari pencurian atau manipulasi fisik (lebih tahan terhadap SIM swap).
- Ideal untuk perangkat wearable, IoT, atau smartphone premium.
Kekurangannya:
- Ukurannya masih lebih besar dibandingkan Nano SIM, sehingga tak lagi digunakan di smartphone terbaru.
- Belum didukung oleh semua perangkat, terutama smartphone kelas menengah atau lama.
- Pengaturan ulang e-SIM saat ganti perangkat bisa sedikit lebih rumit dibanding SIM fisik.
- Membutuhkan perangkat yang sudah “unlocked” untuk bisa diganti operator dengan bebas.
Saat ini e-SIM mulai umum di perangkat premium seperti iPhone (mulai iPhone XS ke atas), Google Pixel, Samsung Galaxy S series, dan beberapa smartwatch.
(*/red)
Sumber:
kompas.com