Batam, ProLKN.id – Harga emas dunia turun dalam pada Jumat (25/04/2025). Hal itu dipicu meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ditambah lagi, terdampak penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari CNBC internasional, penurunan ini menandai pelemahan mingguan pertama emas dalam beberapa waktu terakhir.
Harga emas spot turun 1,7% menjadi US$ 3.290,43 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS juga merosot 1,6% ke level US$ 3.299,00 per ons. Secara mingguan, harga emas terkoreksi 1,2%.
Analis komoditas TD Securities Daniel Ghali menjelaskan, sinyal meredanya ketegangan dagang turut menekan harga emas. “Adanya sinyal damai soal tarif berdampak negatif terhadap harga emas. Namun sejauh ini belum terlihat aksi jual besar-besaran,” ujarnya.
Ghali juga menambahkan, investor masih cenderung membeli saat harga emas melemah dalam beberapa sesi terakhir, sehingga ada potensi harga kembali naik dalam waktu dekat.
Sebelumnya, muncul laporan bahwa pemerintah China tengah mempertimbangkan untuk membebaskan sejumlah produk AS dari bea masuk sebesar 125%. Beijing juga disebut telah meminta pelaku usaha mengidentifikasi barang-barang yang bisa masuk dalam daftar pengecualian tersebut.
Langkah itu memperkuat sinyal de-eskalasi, menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump awal pekan ini yang menyebut negosiasi langsung antara kedua negara sedang berlangsung.
Di sisi lain, indeks dolar AS mengalami kenaikan dan diperkirakan mencatatkan penguatan mingguan pertamanya sejak Maret lalu. Penguatan dolar membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli dari luar negeri, sehingga turut menekan permintaan.
Padahal sebelumnya, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level US$ 3.500,05 per ons, dan secara keseluruhan telah menguat lebih dari 25% sepanjang tahun ini. Lonjakan harga ini banyak didorong oleh ketegangan dagang AS-China dan tingginya permintaan dari bank sentral dunia.
Analis pasar dari City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada mengatakan, kekhawatiran akan perang dagang menjadi pemicu utama kenaikan harga emas sebelumnya. “Namun, masih butuh waktu sebelum kita melihat kemajuan nyata, jadi kekhawatiran itu belum sepenuhnya hilang,” ungkapnya.
(*/Tim)