Anambas, ProLKN.id – Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Kepri, akan menyelidiki terbengkalainya pembangunan waduk Desa Nyamuk di Anambas Kepulauan Riau (Kepri) yang pembangunannya menghabiskan anggaran Rp 24 Miliar membuat Kepolisian Daerah (Polda) Kepri bertindak.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Kepri, Kombes Pol Silvester Mangombo bahwa saat ini pihaknya telah menampung informasi terkait waduk di Anambas yang sampai saat ini pemanfaatannya belum maksimal, pihak kepolisian akan menindaklanjuti dengan melakukan pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket) sebelum dilakukan penyelidikan.
“Dari informasi yang disampaikan oleh masyarakat, sudah kami tampung dan pasti kami tindak lanjuti terkait laporan waduk terbengkalai,” ucap Kombes Pol Silvester kepada Awak Media, di kutip ProLKN.id Sabtu (26/04/2025).
Sebelumnya, waduk yang dibangun pada tahun 2021 dengan dana pokir anggota DPR RI saat itu, Cen Sui Lan, sempat dikeluhkan warga karena tidak mampu menampung debit air. Hal ini dikarenakan struktur bangunannya diduga tidak sesuai spefikasi sehingga menyebabkan kebocoroan.

Untuk mengatasi hal ini, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) Wilayah IV Batam selaku penanggung jawab waduk Desa Nyamuk sudah turun ke lokasi untuk melihat langsung penyebab kebocoran.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Anambas, Muhammad Hatta Pulungan, mengungkapkan tim dari BWSS IV Batam mengalami kesulitan dalam menganalisasi penyebab terjadinya kebocoran waduk. Karena kebocoran itu terjadi pasca kontruksi.
“Kita melihatnya cukup luas, contoh saja kalau kita liat kebocoran di atap rumah. Kan sulit menemukan penyebabnya,” jelas Hatta.
Petugas air kata dia, melaporkan bahwa pada Desember lalu, air didalam waduk tersebut terisi sekitar 1,5 balok dari balok dinding waduk. Kemudian air menyusut drastis dalam kurun waktu 4 hari. Artinya, memang waduk itu mengalami kebocoran.
“Setelah itu kami periksa, kebetulan dibelakang bendungan itu disana ada kolam pembuangan. Kami coba keringkan pakai pompa, tapi ga bisa, ternyata disana menurut warga ada mata air. Hal ini perlu di analisis BWSS Batam. Apabila air kering dari dalam, hilang ga air dari sini (kolam pembuanhan),” pungkas Hatta.
Dari Informasi yang dihimpun, pengerjaan pembangunan waduk ini dikerjakan oleh kontraktor dari PT. Aiwondeni Permai dengan anggaran bersumber dari APBN 2021 melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Wilayah IV Batam Kementrian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
(*/red)