Jakarta, ProLKN.id – Tanggal 21 Mei menjadi tonggak penting dalam sejarah Indonesia modern. Setiap tahunnya, tanggal 21 Mei diperingati sebagai Hari Reformasi Nasional, merujuk pada momen ketika Soeharto resmi mengundurkan diri dari jabatan presiden setelah 32 tahun memimpin Indonesia. Tahun 2025 menandai 27 tahun Reformasi dan sekaligus menjadi momentum untuk mengenang runtuhnya rezim Orde Baru.
Dilangsir dari kompas.com Krisis dan Tuntutan Reformasi Pengunduran diri Soeharto tidak terjadi begitu saja. Titik balik dalam sejarah Indonesia modern ini merupakan hasil dari tekanan luar biasa, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini, pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998,” ucap Soeharto kala itu, seperti dikutip dari kesbangpol.kulonprogokab.go.id, Rabu (21/05/2025).
Pengunduran diri Soeharto tidak terjadi begitu saja. Titik balik dalam sejarah Indonesia modern ini merupakan hasil dari tekanan luar biasa, baik dari dalam maupun luar negeri.
Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak 1997 memperparah kondisi ekonomi dan memperbesar ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan yang dinilai sarat korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Buku Sejarah Pergerakan Nasional karya Fajriudin Muttaqin dkk mencatat bahwa Soeharto dianggap gagal mengatasi krisis berkepanjangan. Tuntutan reformasi pun menguat sebagai suara dominan dari masyarakat. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)—dari Rp 700 menjadi Rp 1.200 per liter—menjadi pemicu utama demonstrasi massal.
Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998, di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas tertembak saat unjuk rasa, memperkeruh situasi nasional. Sidang Paripurna dan Mundurnya Soeharto Setelah tragedi itu, Ketua DPR/MPR Harmoko mendesak Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri.
Sidang paripurna pun digelar pada 19 Mei 1998, menghadirkan sejumlah tokoh seperti Emha Ainun Nadjib, Megawati Soekarnoputri, Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra, dan Nurcholish Madjid. Puncaknya, pada Kamis, 21 Mei 1998, Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya dan kekuasaan diserahkan kepada Wakil Presiden BJ Habibie. Era Reformasi Dimulai Sejak saat mundurnya Soeharto dan runtuhnya Orde Baru, Indonesia memasuki babak baru yang dikenal sebagai Era Reformasi.
Periode ini ditandai dengan berbagai perubahan penting, seperti dibukanya keran kebebasan pers, penghormatan terhadap hak asasi manusia, reformasi hukum, hingga pengurangan peran militer dalam parlemen. Pemisahan Polri dari ABRI pada 5 Mei 1999 dan perubahan nama ABRI menjadi TNI adalah bagian dari transformasi besar dalam sistem pertahanan negara.
(*/red)