Karimun, prolkn.id- Ditengah pademi sekarang ini Puskesmas pembantu( Pustu) adalah unit pelayanan sedarhana yang sangat di butuhkan masyarakat.
Apalagi keberadaan Puskesmas pembantu terbilang jauh.
Pustu mempunyai ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang di sesuaikan dengan kemampuan serta sarana yang tersedia.(5/08/21)
Puskesmas Pembantu (Pustu) desa pauh terlihat benar memprihatinkan.
Seperti apa yang telah di pantau oleh pemantau keuangan Negara(PKN) Kabupaten Karimun meninjau ke lokasi Pustu serta ruangan pemeriksaan khusus pasien sangat tidak layak.(29 Juli 2021
puskesmas pembantu desa pauh kec moro
Dari apa yang telah di pantau terlihat sebuah meja usang berserta sarana pengobatan yang tidak layak di bilang Puskesmas pembantu khusus desa.
Harus kah di persalahkan Dokter pembantu yang telah berbakti di Puskesmas Pembantu tersebut.
Sementara Dokter pembantu tersebut berusaha memperbaiki beberapa item ruangan dengan menggunakan dana sendiri.
Menurut pantauan awak media ke lokasi bersama tim Pemantau Keuangan Negara (PKN) Kabupaten Karimun.
Pustu tersebut tidak layak di gunakan. setelah melihat kondisi Pustu hanya menunggu waktu akan hancur.
Berapa tembok telah retak, atap mula berjatuhan.
Plavon menunggu hari akan jatuh.
Apakah tiada dana untuk memperbaiki sarana serta prasarana Pustu tersebut.
Dari apa yang telah di ketahui Pustu tersebut milik desa.
Tetapi pihak desa tidak memperhatikan sarana khusus kesehatan di desanya sendiri.
Saat di konfirmasi ke pihak desa, Sekdes serta Bendahara di kantor desa Pauh Kecamatan Moro menekankan itu adalah tugas dinas kesehatan bukan pihak desa.
Sementara saat di konfirmasi sama Dokter pembantu menjelaskan Pustu tersebut milik desa.
Belum di sah kan telah berpindah tangan ke dinas kesehatan.
Tetapi yang menjadi pertanyaan mengapa ada dana yang telah di anggarkan khusus covid dengan nilai Rp 56,053,952.di SID Kemendesa
Berubah nilai tersebut di APBDes menjadi Rp 50.869,880.
tetapi sarana dan prasarana tidak ada yang di perbaiki bahkan di ganti.
Apa yang di lihat hanya ada tempat cuci tangan dua biji yng di sediakan pihak desa apakah habis dengan dana sebesar di atas.
Saat di mintai keterangan dari Pak Pais merupakan Dokter bantu di Pustu mengatakan.
Tidak menerima apapun selain dari dua biji tempat cuci tangan dari pihak desa.
Bahkan WC saja buat dengan dana sendiri.
Coba lah lihat kondisi Pustu kita, semua amburadul bahkan tidak layak.
Tetapi saya coba semampu saya agar Pustu dan segala isinya bisa di pergunakan.
Padahal saya begitu berharap di tengah kondisi pademi Corona ini Pustu di kampung kita ini di sempurnakan supaya masyarakat bisa berobat Tampa harus pergi jauh.kata Pak Pais
Lihat lah ruangan kami tinggal gimana.
Sementara kita punya anak kecil tetapi rumah kita tempati umpama gubuk reyot menunggu masa ambruk.
Itu yang saya khawatirkan selama ini.
Apa yang bisa kita perbaiki ya kita usahakan sendiri demi kenyamanan anak istri kami.ungkap pak Pais lagi.
Selain dari itu, sewaktu kita di sibukkan sama wabah Corona saya sendiri pasang badan jika ada orang baru masuk khususnya orang luar dari daerah kita terutama perantau Dari luar negeri.
Tetapi saya sebagai relawan pun tak di pandang sama sekali apalagi masalah gaji jauh dari harapan.
Ada apa ini semua.ucap pak Pais.
Dari hasil pantauan pihak Media bersama Tim Pemantau Keuangan Negara (PKN) Kabupaten Karimun ada dana yang telah di anggarkan pihak desa di SID Kemendesa sejumlah 56,053,952.
Tetapi setelah di lihat di APBDes cuma 50,869,880.
Yang menjadi pertanyaan apakah dana sebesar ini benar di pergunakan untuk penanganan COVID 19.
Di minta agar istansi memeriksa kebenaran serta melihat kondisi Pustu yang menjadi titik serta pusat kesehatan di tengah pademi ini.
Nuraliah